1) GENOTIP TANAMAN
Salah satu yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis eksplan dalam kultur invitro adalah genotip tanaman asal eksplan diisolasi. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa respon masing-masing eksplan tanaman sangat bergantung dari spesies, bahkan varietas, atau tanaman asal eksplan tersebut. Pengaruh genotip ini umumnya berhubungan erat dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan eksplan, seperti kebutuhan nutrisi, zat pengatur tumbuh, dan lingkungan kultur. Oleh karena itu, komposisi media, zat pengatur tumbuh dan lingkungan pertumbuhan yang dibutuhkan oleh masing-masing varietas tanaman bervariasi meskipun teknik kultur jaringan yang di gunakan sama.
Perbedaan respon genotip tanaman tersebut dapat di amati pada perbedaan eksplan masing-masing varietas tanaman berbeda kemampuannya dalam merangsang pertumbuhan tunas aksilar, baik jumlah tunas maupun kecepatan pertumbuhan tunas aksilarnya. Hal serupa juga terjadi pada pembentukan kalus, laju pertumbuhan kalus serta regenerasi kalus menjadi tanaman lengkap baik melalui pembentukan organ-organ adventif maupun embrio somatik. Perbadaan pengaruh genetik ini disebabkan karena perbedaan kontrol genetik dari masing-masing varietas.
2) MEDIA KULTUR
Perbedaan komposisi media, komposisi zat pengatur tumbuh dan jenis media yang digunakan akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan regenerasi eksplan yang dikulturkan.
a. komposis media
perbedaan komposisi media, seperti jenis dan komposisi garam-garam anorganik, zat pengatur tumbuh sangat mempengaruhi respon eksplan saat dikulturkan. Perbedaan komposisi media biasanya sangat mempengaruhi arah pertumbuhan dan regenerasi eksplan.
b. komposisi hormon dan pertumbuhan
komposisi dan konsentrasi hormon pertumbuhan yang ditambahkan dalam media sangat mempengaruhi arah pertumbuhan dan regenerasi eksplan yang dikulturkan. Komposisi dan konsentrasi hormon pertumbuhan yang di tamabahkan ke dalam media kultur sangat tergantung dari jenis eksplan yang di kulturkan dan tujuan pengulturanya.
Hormon pertumbuhan yang digunakan untuk perbanyakan secara invitro adalah golongan auksin, sitokinin, giberelin, dan growth retadant.
c. keadaan fisik media
Media yang umum digunakan dalam kultur jaringan adalah medium padat, medium semi padat dan medium cair.
3) LINGKUNGAN TUMBUH
a. Suhu
Tanaman umumnya tumbuh pada lingkungan dengan suhu yang tidak sama setiap saat, misalnya pada siang dan malam hari tanaman mengalami kondisi dengan perbedaan suhu yang cukup besar. Pada sebagian laboratorium, suhu yang digunakan adalah konstan, yaitu 250C (kisaran suhu 17-320C).
b. Kelembaban Relatif
Kelembaban relatif dalam botol kultur dengan mulut botol yang ditutup umumnya cukup tinggi, yaitu berkisar antara 80-99%. Jika mulut botol ditutup agak longgar maka kelembaban relatif dalam botol kultur dapat lebih rendah dari 80 %. Sedangkan kelembaban relatif di ruang kultur umunya adalah sekitar 70%. Jika kelembaban relatif ruang kultur berada di bawah 70 % maka akan mengakibatkan media dalam botol kultur ( yang tidak tertutup rapat) akan cepat menguap dan kering sehingga eksplan dan plentlet yang dikulturkan akan cepat kehabisan media. Namun kelembaban udara dalam botol kultur yang terlalu tinggi menyebabkan tanaman tumbuh abnormal yaitu daun lemah, mudah patah, tanamn kecil-kecil namun terlampau sukulen.
c. Cahaya
Seperti halnya pertumbuhan tanaman dalam kondisi invivo, kuantitas dan kualitas cahaya, yaitu intensitas, lama penyinaran dan panjang gelombang cahaya mempengaruhi pertumbuhan eksplan dalam kultur invitro.
Baca juga
Pengertian, Tujuan, Keunggulan, dan Tahap-tahap Kultur Jaringan
No comments:
Post a Comment
Berikanlah komentar yang sesuai dengan isi postingan.. No SPAM, No SARA.