07 June 2016

TUGAS CURRENT ISSUE, MUCH MODEL, PROGRAM “KAMI MUDA, KAMI BENCI ROKOK”

TUGAS CURRENT ISSUE 
MUCH MODEL 
PROGRAM “KAMI MUDA, KAMI BENCI ROKOK”

I-V PHASE STEPS
GOALS SELECTION, EVALUATION

PENDAHULUAN
Masalah kesehatan yang masih menjadi salah satu masalah yang perlu diperhatikan di Indonesia adalah kebiasaan merokok. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, diperoleh bahwa proporsi penduduk > 15 tahun yang mengonsumsi tembakau hisap dan kunyah di Indonesia pada tahun 2007 yaitu 34,2% lalu meningkat pada tahun 2010 yaitu 34,7% dan pada tahun 2013 yaitu 36,3%. Hal ini berarti terjadi peningkatan pengonsumsian tembakau baik hisap maupun kunyah sejak tahun 2007 hingga tahun 2013.
Selain itu, kebiasaan merokok di Indonesia sudah hampir menyentuh semua kelompok umur, berdasarkan data diperhatikan di Indonesia adalah kebiasaan merokok. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, diperoleh bahwa perokok ada di rentang usia 10 tahun hingga 65+ tahun, baik itu perokok laki-laki maupu perokok perempuan. Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, maka perokok hadir dari berbagai tingkat pengetahuan, ada yang berpendidikan tidak tamat SD, tamat SD, SLTP, SLTA hingga yang berpendidikan tamat D1-D3/PT. selanjutnya, perokok juga datang dari berbagai jenis pekerjaan, dari yang tidak bekerja dengan proporsi yaitu 9,9%, kemudian pegawai 41,0 %, wiraswasta 46,3%, petani/nelayan/buruh 51,3% dan lainnya sebanyak 38,3%.
Hal ini sangat mengkhawatirkan, mengingat dampak yang ditimbulkan dari perilaku merokok yang begitu banyak dan merugikan kesehatan manusia. Semakin awal seseorang mulai untuk merokok maka semakin beresiko pula seseorang tersebut terkena penyakit. Rokok merupakan faktor resiko penyumbang terbesar dari berbagai penyakit tidak menular, yang saat ini terus mengalami peningkatan di Indonesia. Jika dilihat dari data Riskesdas tersebut, bahwa terjadi peningkatan proporsi perokok aktif pada tahun 2013, maka proporsi perokok pasif juga akan turut meningkat. Perilaku merokok tersebut yang kian hari makin meningkat, didasari oleh ketidaktahuan dan minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tentang bahaya merokok. Pengetahuan yang cukup perlu diberikan kepada para remaja sejak dini, mengingat data perokok yang sudah menyentuh hamper semua lapisan umur. Bertitik tolak dari data diatas, maka diperlukan program untuk mengatasi hal tersebut. Oleh karena itu, penulis membuat Match Model program “Kami Muda, Kami Benci Rokok”.

PROGRAM “KAMI MUDA, KAMI BENCI ROKOK”
PHASE1 STEP : GOALS SELECTION
-          Delay Onset : Menurunkan presentase remaja (usia 15-18 tahun) yang merokok hingga 50% dalam jangka waktu 1 tahun.
-          Reduce Pravalence : Menekan angka morbiditas dan mortalitas penyakit Ca Paru.
-          Increase Prevalence : Meningkatkan angka harapan hidup di Indonesia.
Health Problems
Behavioral Risk Factors
Environmental Risk Factors
PERILAKU MEROKOK REMAJA
-        Masalah pengetahuan remaja tentang bahaya merokok.




-        Takut tidak memiliki teman.


-        Pandangan yang keliru tentang merokok.

-

-        Belajar dari melihat perilaku yang salah pada orang terdekatnya.

-        Memiliki rasa keingintahuan dan penasaran yang tinggi akan hal baru yaitu rokok.
-  Kurangnya petugas kesehatan yang mengadakan penyuluhan sehingga remaja tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahaya merokok.
-  Kuatnya pengaruh teman sebaya dalam mempengaruhi perilaku merokok.
-  Pengaruh sosial, adanya ungkapan dimasyarakat kalangan remaja “jika tidak merokok, tidak keren”.
-  Pengaruh orang terdekat, khususnya ayah dan guru. Adanya pengaruh melihat perilaku orang terdekatnya merokok.
-  Adanya iklan-iklan rokok yang semakin gencar dan menampilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan dampak sebenarnya.

1.      Health Goals
-            Melindungi remaja dari berbagai penyakit tidak menular
-            Melindungi remaja dari alkohol dan drugs (adanya hubungan yang erat antara ketiganya)
-            Melindungi remaja dari pergaulan bebas dan kenakalan remaja
-            Meningkatkan angka harapan hidup penduduk di Indonesia
-            Menekan angka morbiditas dan mortalitas penyakit Ca Paru
-            Menekan angka morbiditas dan mortalitas penyakit Kanker Kerongkongan
-            Menekan angka morbiditas dan mortalitas penyakit Kanker Mulut
-            Menekan angka morbiditas dan mortalitas penyakit Jantung Koroner
-            Menekan angka morbiditas dan mortalitas penyakit Stroke
-            Menekan angka morbiditas dan mortalitas penyakit Kanker Serviks (Resiko pada perokok pasif)
-            Menekan angka morbiditas dan mortalitas penyakit Kanker Payudara (Resiko pada perokok pasif).

2.      Taget population
-            Para siswa SMA/remaja usia 15-18 tahun

3.      Personal halth behaviors and interpersonal factors
a.       Health behaviors
-            Menambah pengetahuan mengenai dampak dan bahaya dari merokok.
-            Mengurangi remaja yang merokok
-            Menekan jumlah remaja yang mau mencoba merokok
-            Menghilangkan persepsi yang salah tentang rokok, bahwa rokok itu keren dikalangan remaja.
-            Menyalurkan rasa keingintahuan remaja ke arah yang positif
b.      Interpersonal factors
-            Family factors
·         Tidak memberikan contoh perilaku merokok ketika anak berada dirumah
·         Memberikan dukungan pada hal-hal yang positif pada anak
·         Memberikan sanksi ketika anak merokok
·         Selalu mengawasi pergaulan anak di luar rumah
-            Friends factors
·           Memberikan dukungan pada teman yang akan berhenti merokok
-            Teacher factors
·           Tidak memberikan contoh perilaku merokok pada siswa ketika berada di kelas atau sekolah
·           Mengawasi siswa ketika berada di lingkungan sekolah
·           Mengingatkan siswa tentang bahaya rokok pada remaja
c.       Environmental factors
·           Menambah petugas kesehatan (promotor kesehatan) untuk mengadakan penyuluhan sehingga remaja (siswa SMA) dapat mengetahui tentang bahaya merokok.
·           Melakukan konsultasi ketika ingin berhenti merokok.
·           Meningkatkan daya dukung lingkungan sehingga mendukung tidak adanya perilaku merokok dilingkungan sekolah
·           Pemberian leaflet dan stiker pada para remaja agar mengetahui bahaya rokok.
·           Melakukan penempelan poster bahaya merokok di madding-mading sekolah.

PHASE II STEP : INTERVENTION PLANNING
Step 1
TARGET
Step 2
OBJECTIVE
Step 3
MEDIATORS
Step 4
APROACH
-Individual
·         Remaja SMA (Usia 15-18thn)
-       Peningkatan pengetahuan akan bahaya merokok
-       Perubahan perilaku agar tidak atau berhenti merokok
- Knowledge :
Pengetahuan mengenai bahaya rokok pada remaja
- Attitudes :
Sikap yang peduli akan bahaya negative dari rokok.
- Skills :
Keterampilan menjauhi dan menolak ajakan teman sebaya untuk mencoba rokok.
- Practice :
Dapat berhenti merokok dengan total.
- Pendidikan (kognitif, afektif, behavior) :
Pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku para remaja usia (15-18 tahun) mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan.
Counselling
- One to one : melakukan konsultasi antara remaja dengan petugas kesehatan atau psikologi kesehatan.
- One to many : Penyuluhan untuk para remaja SMA usia 15-18 tahun.
- Interpersonal
·         Ayah
·         Keluarga
·         Guru
·         Teman sebaya
·         Tenaga kesehatan
-       Peningkatan daya dukung untuk tidak merokok.
- Knowledge :
Pengetahuan mengenai bahaya rokok pada remaja
- Attitudes :
Sikap yang mendukung agar para remaja tidak merokok.
- Skills :
Terampil berkomunikasi yang baik untuk selalu mengingatkan remaja agar tidak merokok.
- Practice :
Tidak memberikan contoh perilaku merokok pada remaja.
- Training:
- Memberikan pelatihan tentang bahaya dan dampak negative rokok terhadap kesehatan.

- Empowerment :
- Pemberdayaan para keluarga, guru, dan tenaga kesehatan untuk tetap bisa mengawasi dan menjaga para remaja dari perilaku merokok.
- Society
·         Kepala sekolah

- Memberikan dukungan pada program yang akan dijalankan
- Knowledge :
Pengetahuan mengenai bahaya rokok pada remaja.
- Attitudes :
Dukungan pada program.
- Skills :
Kemampuan untuk mengajak para siswa untuk mengikuti program.
- Practice :
Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program.
- Sosial marketing :
Pemasaran mengenai program, dalam hal memperkenalkan dan memasarkannya agar menimbulkan daya dukung yang positif dari Kepala Sekolah dalam pelaksanaan program.
- Resource development :
Mengadakan pelatihan tentang cara berhenti merokok.
- Sosial action :
Tindakan social yang berjalan di siswa dalam mengajak pelaksanaan program.
- Community :
Membentuk organisasi untuk setiap program dalam menghimpun peran aktif siswa, dapat menggunakan organisasi OSIS.
- Organizational
·         Sekolah
·         Puskesmas
- Pembentukan kebijakan yang mendukung program.
- Knowledge :
Pengetahuan tentang program.
- Attitudes :
Sikap dukungan pada program.
- Skills :
·          Kemampuan untuk melaksanakan program dengan baik dan tepat sasaran (Sekolah)
·          Kemampuan untuk membuat kebijakan yang mendukung dalam pelaksanaan program tersebut dan memfasilitasinya (Puskesmas).
- Practice :
·         Dapat melaksanakan program dengan baik dan tepat sasaran (Sekolah)
·         Dapat menjalankan kebijakan yang mendukung dalam pelaksanaan program tersebut dan memfasilitasinya (Puskesmas).
- Consulting :
Mengonsultasikan setiap program kepada para siswa dan konsultan professional tentang bahaya merokok.
- Networking :
Membuat jaringan yang luas dengan organisasi lain dan sekolah-sekolah lain dalam program tersebut.
- Org. development :
Memanfaatkan organisasi-organisasi sekolah untuk mendukung pelaksanaan program.

- Governmental
·      Dinas Kesehatan
·      Dinas Pendidikan

 - Pembentukan kebijakan yang mendukung program.
- Knowledge :
Pengetahuan tentang program tersebut.
- Attitudes :
Sikap dukungan pada program tersebut dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan.
- Skills :
·          Keahlian untuk membuat program tersebut.
·          Keahlian untuk berkomunikasi dengan sekolah-sekolah untuk mengajak dalam program tersebut.
- Practice :
·         Membuat kebijakan utnuk program remaja bebas rokok. (Dinas Kesehatan)
·         Menetapkan kebijakan dalam penanggulangan siswa SMA yang merokok (Dinas Pendidikan).
·         Mendukung siswa secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas untuk mendukung pelaksanaan program.

- Lobbying :
- Pendekatan kepada pemerintah dan seluruh jajarannya untuk percaya bahwa program atau kebijakan yang dibuat harus mendukung kesehatan masyarakat terutama dalam penanggulangan remaja SMA yang merokok atau ingin merokok.

- Policy advocacy :
- Advokasi kebijakan disetiap sektor pemerintahan.

- Pressure politik :
- Menekankan pentingnya kebijakan penanggulangan remaja SMA yang merokok.

PHASE III STEP : PROGRAM DEVELOPMENT
·           Target Population : Siswa SMA/remaja usia 15-18 tahun
·           Level Intervensi   : 
ü  Memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya rokok.
·         Intervention objective      :
ü  Menurunkan prevalensi kebiasaan merokok pada remaja SMA di kota kendari.
ü  Peningkatan pengetahuan akan bahaya merokok.
ü  Perubahan perilaku agar tidak atau berhenti merokok.






·           Structure Unit                  :
Yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program ini adalah :
 












*        Channel                       : Dalam melaksanakan program ini petugas kesehatan harus melibatkan seluruh elemen yang ada disekolah secara aktif demi berjalannya program dengan baik.

     Program components of “Kami Muda, Kami Benci Rokok
       Interpersonal Factors
Remaja/siswa SMA (15-18tahun)
~     Memberikan penyuluhan kepada para remaja, untuk menambah pengetahuan, membentuk sikap dan perilaku mereka agar menjauhi rokok.
~     Membagikan leaflet tentang bahaya rokok ketika apel pagi disekolah.

                        Environmental program
v  Memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada guru dan keluarga tentang bahaya merokok.
v  Memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada anak tentang pentingnya menjaga kesehatan dan tidak mengkonsumsi rokok.

Tujuan/TIA/Pendekatan

Di kelas

Parent education

Family education
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek remaja tentang “bahaya rokok”
Meningkatkan sikap orang tua agar tidak membiasakan, menggunakan dan mengkonsumsi rokok.
Mendukung anak untuk tidak mengkonsumsi rokok.
TIA
Kepala sekolah dan Guru
Orang tua
Keluarga
Action
Pelatihan untuk menyusun kurikulum juga implementasi
Selalu memberitahukan anaknya untuk tidak mengkonsumsi rokok.
Educate family
PANDUAN KURIKULUM INTERVENSI
1.   Siswa SMA: Topic
·         Bahaya merokok yang mengandung bahan kimia berbahaya- 10 sesi, dimana setiap 1 sesi dilakukan dalam 1 jam.
·         Keputusan sehat-10 sesi, dimana dilakukan setiap 1 sesi dalam 1 jam. Guru: topic
·         Informasi melalui leflet yang dikirim ke sekolah yang berisi tentang pentingnya memberi petunjuk kepada siswanya untuk memilih makanan yang mengandung bahan penyedap alami -5 sesi, dimana setiap 1 sesi dilakukan dalam 30 menit.
2.   UKS
·           Informasi melalui leaflet yang dikirim di sekolah dan di temple di ruang- ruang UKS sekolah. Dimana berisi tentang gambar- gambar  penyakit akibat mengkonsumsi bahan penyedap-5 sesi, dimana setiap 1 sesi dilakukan dalam 30 menit.
3.   Parents education
·           Surat menyurat yang berisi tentang memilih dan menggunakan bahan penyedap alami dalam masakan- 5 sesi, dimana setiap 1 sesi dilakukan dalam 30 menit.
·           Kurikulum melibatkan orang tua yang berisi tentang pentingnya menasehati anaknya agar tidak mengkonsumsi rokok untuk menjaga kesehatannya- 5 sesi, dimana setiap 1 sesi dilakukan dalam 30 menit.

PHASE IV STEPS :
IMPLEMENTATION PREPARATIONS
Phase IV Steps : Implementation Preparation
       Adopsi fasilitas, implementasi dan Pemeliharaan
       Mengembangkan proposal dan Advokasi untuk adopsi perubahan
       Penyusunan proposal, perencanaan anggaran biaya, mengurus izin ke Dinas Kesehatan Kota Kendari.
       Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik diantara kegiatan yang telah direncanakan, baik itu kegiatan penyusunan kembali kegiatan program untuk pencapaian tujuan meningkatkan persentase mengkonsumsi bahan penyedap alami untuk anak Sekolah Dasar.
       Mengembangkan media advokasi.

-        Mengembangkan kebutuhan, kesiapan, dan daya dukung lingkungan.
·      Pembuatan media penyuluhan berupa poster, pamflet serta materi penyuluhan.
·      Melakukan Sosialisasi program-program mengenai bahaya Rokok dengan pemerintahan setempat dalam usaha mencari dukungan baik dana maupun legalitas.
·         Menggalang kemitraan dengan kelompok-kelompok yang memiliki potensi dapat membantu mengembangkan dan mendukung kesiapan program seperti, Organisasi masyarakat, media massa dan lain-lain.
-       Menyediakan bukti keberhasilan
·         Mengadakan penyuluhan mengenai bahaya rokok.
·         Pemasangan papan iklan di jalan- jalan dan penyebaran pamflet.
·         Melakukan penyuluhan program “KAMI MUDA, KAMI BENCI ROKOK”  kepada anak Usia remaja.
-       Memilih agen perubah, juga opini para pemimpin
·         Dibutuhkan tenaga-tenaga trampil, baik perseorangan maupun kelompok yang berkompeten.
·         Membangun kerjasama dengan pemerintah, dinas kesehatan, dan sekolah.
·         Para tenaga-tenaga trampil mempunyai kualifikasi dan kemampuan yang dapat membantu program “KAMI MUDA, KAMI BENCI ROKOK”  dapat terjaga dengan baik.
Misalnya, penyuluh kesehatan professional mereka harus mampu menjalin hubungan baik dengan para pemimpin dan juga dengan remaja SMA sebagai target program.
·         Merancang kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan di Kota Kendari, untuk mendukung jalannya program yang telah di buat untuk meningkatkan status kesehatan anak.
-        Membangun dukungan dan hubungan kerja yang konstruktif
·         Kegiatan publikasi meliputi penyebaran undangan ke seluruh sekolah yang ada di Kota Kendari dalam rangka membangun dukungan dan hubungan kerja.
·         Menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan.
-          Memilih dan melatih orang yang akan melakukan implementasi
-       Melatih, memberikan kesempatan untuk observasi pada petugas kesehatan sekolah (UKS), guru, dan para pengambil kebijakan.
-        Monitor dan support
ü  Wawancara mendalam dengan staf kesehatan, petugas kesehatan sekolah (UKS), guru, dan para pengambil kebijakan.
ü  Melaksanakan Fokus group discussions, dengan provider dan masyarakat yang menjadi target.
ü  Mengobservasi apa yang akan dilakukan oleh sasaran.


PHASE V STEPS :
EVALUATION

1. Melakukan Proses Implementasi
·         Dalam evaluasi proses ini, akan dilihat apakah program dalam mengurangi kebiasaan merokok yang kami buat ini berjalan dengan baik atau tidak dengan menilai komponen-komponen yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan program. Serta apakah program “KAMI MUDA, KAMI BENCI ROKOK” ini dapat diterima dengan baik atau tidak. Penilaian ini dapat dilakukan dengan observasi secara langsung oleh pihak penyelenggara program.
2. Mengukur Dampak
·         Setelah program “KAMI MUDA, KAMI BENCI ROKOK” telah dijalankan, maka dilaksanakan pengevaluasian pelaksanaan program dengan cara mengukur pengetahuan kepada Usia remaja yang menjadi target yaitu siswa- siswi SMA dengan cara pemberian kuesioner.
·         Mengevaluasi skill dengan mengukur capaian materi yang diberikan (pesan/ informasi)  dapat berjalan dengan baik.
·         Mengevaluasi penerapan program dapat berjalan dengan baik dalam hal ini dengan melakukan obsevasi atau melihat langsung terhadap capaian jumlah partisipan dalam program yang ikut berpartisipasi dalam program.
3. Monitor Outcomes
       Evaluasi yang dilakukan pada monitor outcomes ini tidak dapat dilihat langsung dampaknya, karena membutuhkan waktu yang lama.
       Evaluasi yang dilakukan pada monitor outcomes yaitu mengevaluasi sejauh mana program KAMI MUDA, KAMI BENCI ROKOK”, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai, seperti :
Ø  Presentase Siswa-Siswi mengkonsumsi rokok yang mengandung bahan kimia setiap harinya dalam jangka waktu 3 bulan.
Ø  Mengurangi presentase mengkonsumsi rokok pada Remaja SMA hingga 30%.
·         Cost Effectiveness
Ø  Mengevaluasi biaya dan efektifitas kegiatan program, penyuluhan dalam program “KAMI MUDA, KAMI BENCI ROKOK”

·      Policy recommendations
Ø  Merekomendasikan program baru yaitu Peningkatan intensitas penyuluhan khususnya tentang bahaya bahaya merokok pada remaja dengan mengukur penggunaan sumber-daya pada program sebelumnya.

No comments:

Post a Comment

Berikanlah komentar yang sesuai dengan isi postingan.. No SPAM, No SARA.